Lagi marak membuat undang-undang syariah. Beberapa kabupaten di Indonesia membuat undang-undang yang memakai nama yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya isinya adalah melakukan system syariah Islam dengan penerapan hukum positip.
Saya melihat indikasi ini adalah ketakutan teman-teman yang beragama Islam. Syariah Islam disodorkan sebagi satu solusi pada penyakit sosial dan semakin kurangnya penerapan kehidupan keagaman pada umat Islam. Di sisi lain ini juga membuat preventif perpindahan umat Islam menjadi pemeluk agama lain. Ironisnya, keadaan ini akan membuat pandangan orang terhadap agama Islam semakin miring. Sejak Perang Salib hingga 11 September 2001 gaung represif yang dilakukan oleh sebagian umat Islam telah membuat agama ini semakin tidak menarik simpati umat.
Seharusnya agama Islam yang jauh lebih tua dan lebih agung dari negara ini tidak bersandar pada kekuatan undang-undang positif satu negara. Kalau besok-besok undang-undangnya diganti, apa dogma agamanya harus direvisi lagi? Apalagi yang namanya undang-undang harus dibarengi dengan enforcement, ini membuat Syariah Islam menjadi satu hal yang dipaksakan. Essence agama adalah persuasi. Iman tidak bisa dipaksakan, hanya bisa dipupuk ditumbuhkan dengan argumentasi. Walaupun termasuk manipulasi emosi, agama tidak bisa dan tidak adil jika dikembangkan dengan kekuasaan, intimidasi dan pemaksaan. Kalau kita mau memasuki dunia yang lebih manusiawi, lebih demokratis maka agama harus dilarang melakukanpemaksaan. Agama harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi, berargumentasi dan persuasi.
Memang betul proses pembuatan Undang-undang Syariah di Indonesia telah melalui prosedur yang sangat demokrasi. Tetapi harus juga disadari bahwa undang-undang itu tidak biasa parsial. Hanya melindungi dan aplikatif pada sebagian anggota masyarat.
Kasihan juga pada sebagian Umat Islam yang benar-benar tulus melaksanakan ibadahnya. Keadaan ini bukannya membuat Islam semakin cemerlang sebagai 'the religion peace". Tetapi sebaliknya membuat agama Islam semalin sukar dalam penyiarannya, akibat ulah sebagaian umatnya yang takut melihat penurunan angka di statistik semata.
Saturday, August 19, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment