Ads 468x60px

Wednesday, April 24, 2013

Apa artinya: "Yesus Kristus, yang pertama bangkit dari antara orang mati?"

“Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya—“ Wahyu 1:4-5

Yohanes Kekasih penulis kitab Wahyu tentu mengetahui bahwa banyak orang yang bangkit sebelum kebangkitan Yesus Kristus. Yohanes Kekasih adalah saksi mata kebangkitan putri Yairus, kebangkitan anak laki-laki janda di kota Nain (Luk 7:11-17), kebangkitan Lazarus (Yoh 11:43-44), orang-orang yang bangkit pada hari kematian Yesus (Mat 27:52).  Yohanes juga tahu dari kisah-kisah dalam Perjanjian Lama ada banyak orang yang dibangkitkan dari kematian. Pertanyaannya sekarang adalah apa maksud Yohanes  menuliskan frasa,”yang pertama bangkit dari antara orang mati?”


Anak kalimat, “yang pertama bangkit dari antara orang mati” memiliki aspek teologi yang penting. Ciri khas kekristenan yang mula-mula ialah penekanannya pada kebangkitan. Untuk mengetahui gagasan kekristenan yang mula-mula tentang kebangkitan, kita harus menghubungkan naskah Alkitab dengan budaya pada saat naskah itu ditulis.

Anak kalimat itu dalam bahasa Inggris adalah, “firstborn of the dead”, anak sulung kematiaan. Kata Yunani untuk "anak sulung" yang digunakan Yohanes adalah  prōtotokos, yang arti literalnya adalah anak utama  -- anak pertama dilahirkan, pertama dalam peringkat, ahli waris, memiliki keunggulan dalam posisi . Konsep anak sulung adalah satu konsep yang penting di dalam Perjanjian Lama.  Anak sulung mewarisi fungsi ayahnya sebagai pimpinan keluarga, imam keluarga, menerima berkat khusus, dan mendapat dua bagian dari harta pusaka (Ul 21:17). Karena makna penting yang melekat pada konsep itu, penulis-penulis Alkitab menggunakan kata "anak sulung" sebagai kiasan untuk  merujuk kepada keistimewaan status seseorang.

Dalam Perjanjian Lama kata “anak sulung” digunakan untuk menunjukkan konsep keunggulan. Misalnya dalam Keluaran 4: 22 bangsa Israel disebut Putra sulung Allah. Tidak ada yang menganggap bahwa Tuhan benar-benar memperanakkan atau melahirkan bangsa Israel dalam arti harfiah. Contoh lain, dalam Mazmur 89, penulis menyatakan keistimewaan kedudukan Daud dengan ungkapan "anak sulung," (Maz 89: 27) meskipun ia anak bungsu dari delapan bersaudara.

Penulis-penulis Perjanjian Baru juga menggunakan makna kiasan Yesus disebut sebagai prōtotokos, anak sulung:
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Rm 8:29)
Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. (Kol 1:15)
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. (Kol 1:18)
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." (Ibr 1:6)
Penulis-penulis Perjanjian Baru yang lain menyampaikan ide yang sama dengan gaya bahasa yang sedikit berbeda:
Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain." (Kisah Para Rasul 26:23)
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (1 Kor 15:20)
Dengan pengertian yang sama, penulis Perjanjian Baru juga menggunakan ungkapan  anak sulung bagi umat-umat Allah sebagai rujukan yang  berarti pertama dalam peringkat, ahli waris, memiliki keunggulan dalam posisi:
Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. (Yak 1:18)

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.mTetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. (1 Kor 15:20-23)

Sebagai "anak sulung ," Yesus adalah peringkat pertama dalam kehidupan. Yang utama yang dibangkitkan dari antara orang mati. KebangkitanYesus Yesus dari kematian membuka jalan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya untuk mengikuti dia dalam kebangkitan-Nya ketika ia kembali. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa harapan utama kita  bukan hanya jiwa kita ke surga, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa tubuh fisik kita akan dibangkitkan untuk hidup baru seperti Yesus. Dia adalah anak sulung dari kebangkitan.

Kita memiliki keyakinan dan harapan bahwa suatu hari kita akan mengikuti Kristus dalam kebangkitan dan menjadi ciptaan baru karena kita ada di dalam Kristus. Kita akan memerintah bersama dia sebagai anak sulung Allah, ahli waris dari segala sesuatu di surga dan di bumi. "Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya." (Yak 1:18)


No comments: