Ads 468x60px

Thursday, May 28, 2015

Kisah Dibalik Eksekusi Gembong Narkoba (2)


Sehari menjelang pelaksanaan eksekusi mati, Andrew Chan menikahi Febyanti Herewila meskipun nyawanya hanya tinggal satu hari lagi bersemayam di tubuhnya. Feby, seorang seorang pendeta Gereja Bala Keselamatan, meski di luar sana banyak pria yang yang terpikat padanya, faktanya ia lebih memilih gembong narkoba yang beberapa jam ke depan menyandang gelar almarhum. (Baca: Kisah Dibalik Eksekusi Gembong Narkoba bag. 1 )

***

Rosalie Martinez, seorang pengacara dan wanita bersuami. Dalam pernikahannya mereka memiliki empat orang anak perempuan. Setelah ia bertemu terpidana mati Oscar Ray Bolin Jr pada tahun 1995, dia meninggalkan suaminya dan lebih memilih menikah dengan Oscar. Oscar didakwa melakukan 10 kali perkosaan dan 3 pembunuhan. Untuk perbuatannya dia dijatuhi hukuman seumur hidup dan dua hukuman mati. (source)

Rosalie tidak percaya Oskar melakukan pembunuhan sekeji itu. Rosalie bercerita saat pertemuan pertama dengan Oscar, pria itu membuat hatinya tereyuh. Dia dapat merasakan kesepian dan terisolasinya hidup Oscar, “keadaan ini mempengaruhi saya karena saya merasakan hal yang sama.” Akhirnya, Rosalie memutuskan untuk menikah dengannya.

***

Acapkali penjahat kelas kakap menarik perhatian lawan jenis, terutama mereka yang kasusnya disorot media secara besar-besaran. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kasus Ted Bundy (source),  seorang pembunuh berdarah dingin yang membunuh sedikitnya 30 orang wanita. Dia memperkosa wanita yang menjadi korbannya dan membunuhnya. Bahkan menurut pengakuannya, dia masih melakukan hubungan seksual meskipun mayat korban sudah membusuk. Dalam proses pengadilan, sering kali persidangan harus dihentikan karena banyak wanita yang yang berusaha mendekat dan memeluk dia. Ted menerima ratusan surat cinta dari banyak wanita ketika ia di dalam penjara. Bahkan akhirnya dia menikah dengan salah satu penggemarnya sementara proses pengadilan berlangsung.

***

Pada majalah Psychology Today, 20 April 2012 para ahli mencoba memberi analisa pada fenomena ini. Wanita-wanita yang jatuh cinta pada seseorang penjahat kelas kakap memberikan alasan-alasan yang beragam. Sebagian wanita percaya bahwa mereka dapat mengubah seorang yang kejam, seorang penjahat kelas kakap, menjadi seorang yang baik. Sebagian wanita "melihat" sang penjahat seperti anak kecil yang sedang tersesat dan mereka berniat untuk mengasuhnya. Wanita seperti ini secara naluri berusaha membawa sang penjahat kembali ke jalan yang benar. Sebagian wanita dengan motif finansial. Mereka berharap untuk berbagi dalam sorotan media dan mendapatkan keuntungan dari buku atau film yang akan dibuat sehubungan dengan kasus tersebut.

Sebagian wanita jatuh cinta pada napi oleh karena fantasi "Pacar Ideal". Wanita memposisikan sang napi sebagai pacar ideal sebab sang wanita tahu di mana sang kekasih setiap saat. Wanita percaya sang napi selalu berpikir tentang dia dan hanya membayangkan dirinya. Sebab tidak ada wanita lain yang memiliki akses seksual dan romantisme selain wanita tesebut. Wanita akan merasa tersanjung karena menyadari bahwa hanya dirinyalah yang dipikirkan oleh pasangannya. 

Selain itu, dalam hubungan percintaan dengan napi yang dipenjara, tidak ada aktifitas domestik sehari-hari yang membebani pada hubungan itu. Tidak ada masalah siapa yang mencuci pakaian, siapa yang mengantar dan menjemput anak dari sekolah, tidak memasak untuk dia, dan tidak ada pertanggungjawaban kepadanya. Sehingga tekanan atau stress pada hubungan itu relatif lebih rendah dibandingkan hubungan yang normal dan umumnya. Bila wanita sudah terilusi pada fantasi “Pacar Ideal” ini, dia bisa menjaga fantasi itu untuk waktu yang lama, bahkan sampai mengorbankan segala-galanya.

Sebagian ahli ilmu jiwa menyimpulkan bahwa obsesi mencintai penjahat kelas kakap adalah infatuasi yang ekstrim dan disebut ”Insecured Woman”. Insecured Woman adalah seorang wanita yang tidak dapat menemukan cinta dalam cara yang normal atau yang “Love Addicted” dalam hubungan romantis namun tidak dapat terwujud. Kemudian “Insecured Woman” bertemu dengan sang napi sebagai ”Pacar Ideal” sehingga rasa haus akan cinta dapat terpuaskan. (source)

Mungkin orang berpikir bahwa jatuh cinta pada seorang kriminal menentang akal sehat, namun sebenarnya hal itu dapat dijelaskan melalui pendekatan Freud Analysis. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih memilih pria yang berposture lebih besar, lebih keras, lebih perkasa, dan laki-laki yang lebih agresif. Pria yang menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari kejantanan mereka. Wanita-wanita tertentu lebih merasakan “perlindungan” dari pria agresif dibandingkan dengan pria biasa-biasa. Melalui pria agresif wanita juga dapat memperoleh status sosial mereka.

Cinta adalah kekuatan sekaligus kelemahan kita. Tidak cukup hanya membuat gila, cinta membuat orang menjadi irasional dan juga buta. Cinta dan kebodohan telah menjadi dua karib tak terpisahkan. Cinta yang begitu kita agungkan justru sering membuat salah jalan dan kerap mencelakakan. 

Indahnya cinta yang penuh candu dapat mengaburkan pandangan dan keliru penilaian. Cinta yang semacam ini seakan membentuk tameng untuk dunia luarnya. Para pencinta hanya berteman dengan kekasihnya dan orang yang sefaham dengan jiwanya, lain dari itu adalah musuh baginya, mereka kebal terhadap doktrin ketidaksetujuan dan rambu-rambu logika dari sekitarnya. Bahkan, saat sudah tahu terluka dan berdarah tetap tak bisa menyerah, walau berkali-kali sakit hati masih tak bisa berhenti. Sungguh suatu kesesatan yang melenakan.

Harusnya cinta mencerdaskan, membuka pikiran dan kebijaksanaan, lebih dari itu ia harus bisa memberdayakan. Bukan terus menerus memelihara pembenaran atas nama cinta yang menyesatkan.


No comments: