"The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting." [Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa.] The Book of Laughter and Forgetting, 1979 by Milan Kundera
"JASMERAH! Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!" Presiden Soekarno, pidato kenegararaan 17 Agustus 1966
Interaksi dengan sejarah tentunya bukan sekedar omong kosong belaka. Namun penuh dengan makna yang benar-benar dapat membangkitkan semangat, bila kita mengetahuinya. Sejarah, baik yang berupa kesuksesan maupun kegagalan, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang memotivasi. Ketika Soekarno mengumandangkan Jasmerah, dia ingin membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan bentuk neokolonialisme waktu itu.
Ingatlah kejayaan Sriwijaya. Ingatlah kejayaan Majapahit. Ingatlah kejayaan Mataram. Bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa yang dapat berdiri dengan gagah di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Sejarah, merupakan energi dasyhat yang tersembunyi dari suatu bangsa. Bila seseorang atau suatu bangsa tersebut mau dan mampu memahami dan belajar dari sejarah, maka sejarah mempunyai kekuatan yang dasyhat yang dapat gunakan untuk menjalani kehidupannya di masa sekarang dan akan datang. Tak hanya menjalani, bahkan mempunyai visi kedepan.
Bangsa Indonesia saat ini perlu diingatkan kembali tentang sejarah panjang di masa lampau. Namun seringnya yang terekam dalam memori bangsa kita hanyalah romanisasi sejarah dan cerita-cerita indah tentang kejayaan-kejayaan di masa lampau; lupa dengan cerita pahit, kegagalan dan kehancuran yang pernah diderita oleh generasi-generasi terdahulu sehinggga bangsa ini jarang sekali yang dapat mengambil pelajaran dari sejarah. Kita dapat melihat kenyataan hari ini, pimpinan negara dan politisi banyak yang fasih bercerita sejarah, namun nasib bangsa ini tak kunjung beranjak membaik. Sudah saatnya bangsa ini dibangkitkan dari insomnia sejarah.
Thursday, December 23, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment